WELCOME

Manusia tidak diberikan ilmu oleh Allah melainkan hanya sedikit.

Selasa, 03 April 2012

Analisa Titrimetri


P
Analisa titrimetri adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya (normalitas) secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Biasanya indicator menyajikan warna yang berbeda pada trayek pH tertentu.
Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stoikiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.
Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan Indikator yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk analisa titrasi volumetrik adalah sebagai berikut :
1. Reaksinya berlangsung cepat.
2. Reaksinya sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stoikiometrik.
3. ada perubahan yang jelas pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika.
Penggolongan analisis titrimetri reaksi kimia:
1.      Reaksi asam-basa
Jika larutan bakunya adalah larutan basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya. Untuk mengetahui titik akhirnya di gunakan indicator. Pemilihzn indicator didasarkan pada trayek pHnya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Asidimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku asam.
Contoh : HCl, H2SO4
2. Alkalimetri adalah titrasi penetralan yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH

Indikator dalam Titrasi Asam – Basa
Indikator yang digunakan dalam titrasi asam – basa dinamakan indikator asam – basa.
No.
Nama
Indikator
Warna
Trayek pH
Asam
Basa
1.
Metil Kuning
Merah
Kuning Jingga
2,9 – 4,0
2.
Metil Jingga
Merah
Jingga Kuning
3,1 – 4,4
3.
Bromo Fenol Blue
Kuning
Ungu
3,0 – 4,6
4.
Merah Metil
Merah
Kuning
4,2 - 6,2
5.
Fenol Merah
Kuning
Merah
6,4 – 8,0
6.
Timol Blue
Kuning
Biru
8,0 – 9,6
7.
Phenolphtalein
Tidak Berwarna
Merah Ungu
8,0 – 9,8

v  Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara senyawa/ ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat sebagai reduktor dan sebaliknya.
Berdasarkan larutan bakunya, titrasi dibagi atas :
1. Oksidimetri adalah metode titrasi redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator.
Yang termasuk titrasi oksidimetri adalah :
· Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4
· Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7
· Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2, Ce(NH4)2SO4
· Iodimetri, larutan bakunya : I2
2. Reduksimetri adalah titrasi redoks dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor.
Yang termasuk titrasi reduksimetri adalah :
Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3 . 5H2O
v  Reaksi Pengendapan (presipitasi)
Yang terjadi adalah reaksi penggabungan ion yang menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak terionisasi.
Yang termasuk titrasi pengendapan adalah :
1. Argentometri, larutan bakunya : AgNO3
2. Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/ logam raksa itu sendiri

v  Reaksi pembentukan kompleks/chelat
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion logam. Larutan bakunya : EDTA

Larutan Baku
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan teliti. Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku.
Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu :
Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat.
Syarat-syarat baku primer :
1. Diketahui dengan pasti rumus molekulnya
2. Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan
3. Stabil, tidak mudah bereaksi
4. Mempunyai Mr yang tinggi

No.
Larutan Baku
Baku Primer
1.
NaOH
H2C2O4 (as. oksalat), C6H5COOH (as. benzoat), KHP
2.
HCl
Na2B4O7 (nat. tetraborat), Na2CO3 (nat. karbonat)
3.
KMnO4
H2C2O4, As2O3 (arsen trioksida)
4.
Iodium
As2O3, Na2S2O3.5H2O baku (nat. tio sulfat)
5.
Serium (IV) Sulfat
As2O3, serbuk Fe pa.
6.
AgNO3
NaCl, NH4CNS
7.
Na2S2O3
K2Cr2O7, KBrO3, KIO3
8.
EDTA
CaCO3 pa, Mg pa

Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer karena sifatnya yang tidak stabil, dan kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar. Contoh : larutan natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOD (biological oxygen demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand)

Chemical Oxygen Demand ( COD) COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat org...