Kromatografi merupakan teknik pemisahan
zat-zat terlarut oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan senyawa ini
melewati suatu kolom kromatografi. Awal mula kromatografi adalah penemuan
kromatografi kolom dan kromatografi kertas yang dibuat dengan mengelusikan bahan kimia (solvent) dengan fase diam kertas pada kromatografi kertas dan silika pada
kromatografi kolom. Analisis ini bisa dijadikan analisis kualitatif untuk
mengetahui ada tidaknya analit yang kita identifikasi. Lebih lanjut, untuk
kromatografi kolom dapat dianalisis kadarnya secara kuantitatif dengan menggunakan metode spektrofotometri. sayangnya, dewasa ini metode tersebut sudah ditinggalkan karena sangat sulit dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Gambar kromatografi kolom
Gambar kromatografi kertas
Seiring berjalannya waktu, pengembangan kromatografi semakin pesat. Sekarang ini kita mengenal alat instrument
berbasis kromatografi yang lebih canggih seperti GC (Gas Chromatography) dan HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Keduanya terbukti mampu meng-cover hampir
sebagian besar analisis kuantitatif senyawa organik. Penggunaan keduanya sangat luas di
berbagai industri dari mulai minyak, gas, farmasi, hingga ke produk makanan. Detektor yang dapat digunakan pun sudah banyak,
yang paling awam adalah detektor flueresense (FLD) dan detector UV-vis atau Diode Array Detector (DAD).
Zat-zat dengan kepolaran berbeda,
yaitu antara sedikit polar sampai polar dapat dipisahkan dengan HPLC
berdasarkan partisi cair-cair. Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom
penukar ion yang dikombinasikan dengan kolom butiran berlapiskan zat berpori.
Pemakaian HPLC pada kromatografi eksklusi dilakukan dengan kolom panjang,
tujuan utama kerjanya tetap sama yaitu penentuan berat molekul polimer dan
masalah-masalah biokimia. Pada umumnya teknik ini dapat digunakan pada setiap
metode kolom kromatografi
Kromatografi cair kinerja
tinggi berdasar fasenya dapat dibedakan menjadi fase normal dan terbalik. Fase normal
menggunakan fase diam yang polar dan fase gerak non-polar. Fase terbalik
menggunakan fase diam non-polar dan fase gerak polar. Fase normal jarang
digunakan karena jauh lebih mahal biaya analisanya. Selain itu, kolom fase normal sangat
rentan sehingga akan lebih cepat rusak.
Komponen HPLC
Injektor
Pada mulanya HPLC menggunakan
injektor manual dengan syringe yang diinjeksikan oleh operator dan diatur
volumenya oleh loop. karena dikerjakan manual oleh operator, resiko kesalahan metode ini cukup besar. Seringkali
operator baru sulit untuk mendapatkan hasil replikat yang bagus karena harus
menperhatikan gelembung yang kemungkinan ada di syringe, kecepatan injeksi, dan lain-lain.
Sistem injektor sekarang sudah
otomatis. Ini memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang lebih konsisten. Autoinjector-lah yang mengatur pengambilan sample sehingga galat dari analisa dapat ditekan. Sebaiknya, injector harus dikalibrasi untuk mengecek kehandalan dari alat tersebut secara berkala.
Pompa
Alat ini sangat penting pada system HPLC karena berpengaruh pada kestabilan waktu retensi dan pemisahan yang tajam antar
peak kromatogram. Titik kritis dari pompa adalah kontinuitas dari pompa. Jika pompa
alirannya tersendat sendat akan mengakibatkan pemisahan yang tidak sempurna. Saat
ini yang digunakan adalah pompa piston. Pengaturan dan pencampuran dari fase
gerak dilakukan di kolom mixing.
Kolom
Kolom adalah bagian utama dari HPLC. Fase
diam yang akan digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang akan dianalisa. Selama
ini sudah dikenal berbagai macam kolom, dari non polar, polar, penukar ion dan Perkembangan
terbaru dari kolom HPLC adalah kolom HILIC (Hydrofilic Lipofilic Column) kolom
ini bisa digunakan untuk senyawa yang suka air (polar) dan suka lipid (non
polar). Aplikasi yang sudah digunakan adalah untuk analisa melamine dalam feed.
Detektor
Detektor adalah
alat yang akan mendeteksi sinyal keberadaan analit. Detektor yang paling lazim
digunakan adalah detektor fluorosense dan DAD (Diode Array Detektor), yang
paling mutakhir adalah detektor MS namun tidak akan dibahas disini.
Detektor DAD
bekerja pada panjang gelombang yang sangat lebar pada area UV-Vis. Hampir semua
senyawa dapat dideteksi dengan detektor ini karena rentang wavelength yang lebar.
Keunggulan lainnya, DAD dapat mengkonfirmasi hasil yang dilakukan
di instrumen lain seperti GC-MS. Hal ini biasa dilakukan seperti dalam penetapan Azo dyes. DAD digunakan untuk melihat spektrum dari
suatu senyawa karena tiap senyawa mempunyai spektrum yang berbeda. Kelemahan detektor
ini bekerja optimal pada level ppm.
Detektor fluorosense
dapat digunakan untuk senyawa yang dapat menghasilkan pendar fluorosense. Aplikasi yang
saat ini digunakan antara lain untuk penetapan Aflatoksin, Okratoksin, dan lain-lain. Keunggulan
dari detektor ini adalah mempunyai limit deteksi di level ppb. Ini memungkinkan
untuk penentuan senyawa-senyawa organik sekelumit.
Kegunaan HPLC
setelah mengetahui prinsip, sistem kerja dan bagian-bagian dari HPLC, berikut beberapa rangkuman penggunaan HPLC.
-Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun
senyawa biologis
—-Analisis ketidakmurnian (impurities)
—-Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil)
—-Penentuan molekul-molekul netral, ionkc, maupun zwitter ion
—-Isolasi dan pemurnian senyawa
—-Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama.
—-Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sedikit (trace
elements), dalam jumlah banyak dan dalam skala proses industri.
waaah post nya sangat membantu dan informatif sekali. saya sedang penelitian dan membutuhkan hplc dad, namun kesulitan menemukan alat ini. apakah bapak tau dimana laboratorium yang mempunyai hplc dad? terima kasih, saya sangat menuggu respon nya.
BalasHapus