Seiring semakin
pedulinya pencemaran terhadap lingkungan terutama pencemaran logam, maka
analisa senyawa logam semakin dibutuhkan. Untuk itu kecepatan hasil analisa
dibutuhkan. AAS sebenarnya mampu digunakan untuk pmbacaan senyawa inorganik. Sayangnya, AAS membutuhkan waktu yang lebih lama dalam analisa multi elemen karena harus
mengganti lampu yang spesifik untuk salah satu senyawa. Misal, untuk
menganalisa tembaga digunakan lampu tembaga.
Inductively Couple Plasma (ICP) adalah alat yang dapat mendeteksi senyawa logam dengan
pembakaran menggunakan plasma. Plasma yang dihasilkan dari gas argon akan membakar
sampel yang telah ternebulasi sehingga terjadi atomisasi dilanjutkan dengan
ionisasi. Elektron terluar akan tereksitasi kemudian kembali lagi (emisi) dan
mengeluarkan energi cahaya dengan panjang gelombang yang spesifik di setiap
senyawa logam. Sistem pembacaan multi elements secara simultan akan memudahkan analisis dan mempercepat keluarnya hasil.
ICP dapat digunakan dalam analisis
kuantitatif untuk jenis sampel bahan-bahan alam seperti batu, mineral, tanah,
endapan, air, dan jaringan tanaman atau hewan, mineralogi, pertanian,
kehutanan, peternakan, kimia ekologi, industri makanan,
termasuk analisis air yang tidak bisa dilakukan dengan metode AAS seperti Sulfur, Fosfor, Titanium, dan Zirconium.
Prinsip Kerja ICP-OES
Pada analisa menggunakan ICP, sampel yang akan dianalisis harus berbentuk larutan. Untuk sampel padatan, diperlukan preparasi sampel dengan proses destruksi. metode ini pada umumnya menggunakan destruksi asam.
Sampel berupa cairan akan didorong oleh pompa peristaltik masuk ke nebulizer dan akan dikabutkan dalam sistem nebulizer. Gas argon biasa digunakan untuk proses pengkabutan. Dari nebulizer, sampel yang berupa kabut akan masuk kedalam torch. Biasanya, torch terbuat dari quartz.
Torch ini terletak didalam dan dikelilingi oleh water-cooled coil of a radio frequency generator. Gas argon yang mengalir ke dalam torch diubah menjadi plasma. Ini sama seperti prinsip kerja radio
frekwensi pada antenna.
Pembentukan induksi plasma sangat
bergantung pada kekuatan magnetic field dan pola yang mengikuti aliran gas. Induksi dari
magnetic field yang yang menghasilkan frekuensi tinggi annular arus listrik di
dalam konduktor. Suhu yang dihasilkan dari plasma berkisar 7000 K.
Untuk mencegah kemungkinan
short-circuiting serta meltdown, plasma harus diisolasi dari lingkungan
instrumen. Isolasi dapat dilakukan dengan aliran gas-gas melalui sistem. Tiga
aliran gas melalui sistem – outer gas, intermediate gas, dan inner atau carrier
gas. Outer gas biasanya menggunakan gas argon atau nitrogen. Outer gas berfungsi untuk
mempertahankan plasma, menjaga posisi plasma, dan osilasi panas plasma dari
luar torch sedangkan untuk intermediate gas dan inner atau
carrier gas biasanya menggunakan gas argon. Adapun fungsi carrier gas adalah untuk membawa sampel ke plasma.
Energi dari plasma akan mengeksitasi elektron orbital terluar yang kemudian diemisikan kembali sehingga melepaskan energi cahaya dengan panjang gelombang yang
spesifik. Cahaya emisi oleh atom suatu
unsur pada ICP harus dikonversi ke suatu sinyal listrik yang dapat diukur
kuantitasnya. prosesnya adalah mengubah cahaya tersebut kedalam komponen
radiasi dan kemudian mengukur
intensitas cahaya dengan photomultiplier tube pada panjang gelombang spesifik
untuk setiap elemen. Cahaya emisi oleh atom dikonversikan
ke sinyal listrik oleh photomultiplier dalam detektor. Intensitas sinyal akan dibandingkan dengan intensitas standar yang diketahui konsentrasinya yang
telah diukur sebelumnya.
Beberapa elemen biasanya memiliki lebih dari satu panjang gelombang spesifik dalam spektrum yang dapat digunakan untuk analisis. Dengan demikian, Pilihan panjang gelombang yang paling sesuai sangat mempengaruhi akurasi. Biasanya, operator akan memilih panjang gelombang dengan intensitas tertinggi dengan mempertimbangkan interferensi dari pembacaan logam lain.
ICP memiliki kemampuan
mengidentifikasi dan mengukur semua elemen secara bersamaan. Kemampuan deteksi ICP pada umumnya
rendah untuk sebagian besar elemen dengan rentang dari 1 – 100 mg/L. ICP mampu menyelesaikan pembacaan berbagai elemen yang dianalisis dalam jangka waktu yang singkat dan hanya menggunakan ±5 ml sampel. Walaupun
secara teori, semua unsur kecuali argon dapat ditentukan menggunakan ICP, namun
beberapa unsur tidak stabil sehingga memerlukan langkah khusus untuk menanganinya.
Selain itu, ICP memiliki kesulitan menganalisis senyawa halogen.
Pada elemen tertentu, ICP OES dapat diturunkan limit
deteksinya jika menggunakan metode hydride. Untuk senyawaan trace metal terkadang
dibutuhkan limit deteksi yang cukup rendah, namun tidak semua logam bisa menggunakan metode hydride dalam analisisnya.
Keren gan..
BalasHapusmampir ya ke blog ane www.farhanalis.blogspot.com
Komen yah hehe follow juga
Sangat membantu blognya, makasih banyaaak :D
BalasHapussama sama.. semoga membawa manfaat
Hapus