WELCOME

Manusia tidak diberikan ilmu oleh Allah melainkan hanya sedikit.
Tampilkan postingan dengan label artikel lain. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel lain. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 April 2013

proses pembentukan urine


1. Penyaringan ( Filtrasi )
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate (Guyton.1996).
Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring (Guyton.1996).

Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996).

2. Penyerapan ( Absorsorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma (Sherwood, 2001).

Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau berlawanan pimpinan ( countertransport ) (Sherwood, 2001).
Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary active transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001)

3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001).

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001).

sumber : dimas-zone.blogspot.com

Cara cepat menghafal sistem periodik unsur golongan A.


Hai sobat kimia, pasti kalian tahu dong tabel periodik kimia. Bagi kalian yang di SMA nya mengambil jurusan IPA, atau mungkin yang kuliah mengambil jurusan yang berbau kimia, pasti tidak asing dengan yang satu ini. Daan... biasanya kalian akan berusaha menghafalkannya. Berikut cara mudah yang bisa dipakai untuk menghafalkan tabel periodik unsur.   
  1. golongan VIII A yang terdiri dari unsur Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon dan Rn. diingat dengan kalimat, yaitu: Heboh Negara Argentina Krena Xenat Runtuh.
  2. Golongan VIIA disebut juga golongan halogen yang terdiri dari F, Cl, Br, I, At. dapat diingat dengan kalimat Fika dan Clara Baru Ingat Ateng
  3. Golongan VI A yang terdiri dari O, S, Se, Te, Po. Dapat diingat dengan kalimat: Orang Sunda Seneng Teh Poci
  4. Golongan IVA yang terdiri dari C, Si, Ge, Sn dapat diingat dengan kalimat Cucu Simbah Geli di Sun
  5. Golongan IIIA disebut juga golongan boron yang terdiri dari Unsur B Al Ga In Tl. Untuk memudahkan menghapal dibuatlah kalimat Bagas dan Aldi Ganteng In Tlek
  6. Golongan IIA disebt golongan Alkali Tanah yang terdiri dari Unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra. cara mennghafalnya Bebek Mangan Cacing Seret Banget Rasane
  7. Golongan IA terdiri dari H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr. Untuk menghafalnya dibuat kalimat: Hidung Li-Na Kena Rabies Cuplis Frustrasi     



Semoga cara ini mempermudah sobat sekalian dalam menghafalkan unsur-unsur kimia di tabel periodik. 
Selamat menghafal dan salam kimia. 

Daur Asam Trikarboksilat (siklus Krebs)

Siklus Krebs adalah proses utama kedua dalam reaksi pernafasan sel. Siklus Krebs ini ditemukan oleh Hans Krebs (1900-1981). Reaksi pernafasan sel tersebut disebut juga sebagai daur asam sitrat atau daur asam trikarboksilat.


Tahapan Reaksi dalam Siklus Krebs

Siklus Krebs terjadi di mitokondria dengan menggunakan bahan utama berupa asetil-CoA, yang dihasilkan dari proses dekarboksilasi oksidatif. Ada delapan tahapan utama yang terjadi selama siklus Krebs.

1. Kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungan molekul asetil-CoA dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat. Enzim yang bekerja dalam reaksi ini adalah enzim asam sitrat sintetase.

2. Isomerase sitrat
Tahapan ini dibantu oleh enzim aconitase, yang menghasilkan isositrat.

3. Produksi CO2
Dengan bantuan NADH, enzim isositrat dehidrogenase akan mengubah isositra menjadi alfa-ketoglutarat. Satu molekul CO2 dibebaskan setiap satu reaksi.

4. Dekarboksilasi oksidatif kedua
Tahapan reaksi ini mengubah alfa-ketoglutara menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase.

5. Fosforilasi tingkat substrat
Respirasi seluler juga menghasilkan ATP dari tahapan ini. Reaksi pembentukan ATP inilah yang dinamakan dengan fosforilasi, karena satu gugus posfat akan ditambahkan ke ADP menjadi ATP. Pada awalnya, suksinil-CoA akan diubah menjadi suksinat, dengan mengubah GDP + Pi menjadi GTP. GTP tersebut akan digunakan untuk membentuk ATP.

6. Dehidrogenasi
Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.

7. Hidrasi dan regenerasi oksaloasetat
Dua tahapan ini merupakan akhir dari Siklus Krebs. Hidrasi merupakan penambahan atom hidrogen pada ikatan ganda karbon (C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat. Malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat yang dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga siklus Krebs akan terus berlangsung. Adapun hasil dari Siklus Krebs adalah ATP, FADH2, NADH dan CO2. Siklus akan menghasilkan 2 molekul CO2, yang dilepaskan. Jumlah molekul NADH yang dihasilkan adalah 6 molekul, sedangkan FADH adalah 2 molekul. ATP yang diproduksi secara langsung ada sebanyak 2 molekul, yang merupakan hasil dari reaksi fosforilasi tingkat substrat. FADH2 dan NADH adalah molekul yang digunakan dalam tahapan transpor elektron. Setiap molekul NADH akan dioksidasi lewat transpor elektron sehingga menghasilkan 3 ATP per molekul, sedangkan satu molekul FADH2 menghasilkan 2 molekul ATP.

sumber: artikel ilmu kimia

Minggu, 29 Juli 2012

Kecap tempe gembus

Bahan
  • tempe gembus
  • Garam.
  • Bumbu-bumbu.
  • Tapioka.
Peralatan
  • Wadah perendam.
  • Pengukus
  • Wadah fermentasi.
  • Tampah
  • Kompor
  • Kain penyaring
  • Botol
  • Alat penutup botol.
Cara Pembuatan
  • Penjemuran tempe gembus. Tempe gembus dipotong-potong 0,5 x 0,5 x 0,5 cm, kemudian dijemur atau dikeringkandengan alat pengering sampai kering (kadar air dibawah 12 %).
  • Penyiapan larutan garam 20%. Untuk mendapatkan 1 liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 200 gram ditambah dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk, sampai volumenya menjadi 1 liter.
  • Fermentasi garam. Butiran tempe yang telah kering dimasukkan ke dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan 3 liter larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari manakala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara terbuka , dan penutup wadah dibuka.
  • Ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya kecap mentah ditambah dengan air. Tiap 1 liter kecap mentah ditambah dengan 1 liter air.
  • Penyiapan bumbu.
  • Keluwak, dan lengkuas digiling sampai halus,
  • Gula merah disayat, kemudian digiling sampai halus, dan
  • Sereh dipukul-pukul sampai memar.
  • Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap dipindahkan ke panci, kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas, sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih. Kecap yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang tertinggal di kain saring dibuang. Setelah itu, kecap ditambah dengan gula merah diaduk-aduk sampai seluruh gula larut. Setiap 1 liter kecap ditambh dengan 750 gram gula merah. Kecap ini disaring kembali.
  • Pengentalan. Kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung tapioka. Setiap 1 liter kecap ditambah dengan 20 gram tapioka dan diaduk sampai rata. Setelah itu kecap ini dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk- aduk.
  • Penambahan pengawet. Sebelum kecap diangkat dari api, natrium benzoate ditambahkan sebanyak 1 gram untuk setiap 1 liter kecap.
  • Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.

Krupuk Ampas Tahu

pembuatan kerupuk ampas tahu mudah dilakukan. Dalam pembuatan kerupuk ampas tahu, bahan pencampur yang digunakan adalah tepung tapioka sebagai pengikat ampas dan bumbu yang di gunakan adalah soda kue, pemutih makanan, garam, penyedap kaldu, monosodium glutamat, bawang putih dan ketumbar.
Untuk lebih lengkapnya berikut ini disampaikan resep pengolahannya:
Alat:
  • Baskom
  • Pengukus
  • Pengaduk
  • Kompor
  • Penggorengan
  • loyang
  • tampah
Bahan :
  • 1500 gr ampas tahu yang sudah dipress
  • 20 gr pemutih makanan
  • 20 gr soda kue
  • 15 gr garam
  • 2 bks penyedap kaldu
  • 5 gr monosodium glutamat
  • 25 gr bawang putih (dihaluskan)
  • 2 sdt ketumbar(dihaluskan)
    600 gr tepung tapioka
Cara Membuat :
  • Campurkan Ampas tahu + pemutih makanan.
  • Tambahkan bahan yang lain
  • Tambahkan tepung tapioka, campur dan diuleni.
  • Cetak dan padatkan pada loyang.
  • Lepaskan dari loyang, kukus sampai masak (1 – 2 jam).
  • Angin-anginkan sampai keras 3-5 hari dan iris tipis-tipis kemudian dikeringkan.
  • Goreng dalam minyak panas.

Selasa, 24 Juli 2012

PEMBUATAN NATA DE SOYA



BAHAN DAN ALAT
Bahan baku utama      :
o   Air limbah (whey) tahu (1 liter)
o   Gula pasir (50 gram)

Bahan-bahan lain        :
o   Asam cuka biang (asam asetat glasial 10 ml)
o   Bibit nata (100-150 ml bibit cair)
o   Urea (2 gram)
o   Diamonium fosfat (4 gram)
o   Sirup pekat (30% gula) secukupnya
o   Botol jar atau kantong plastik untuk mengkemas nata
o   Etiket

Peralatan         :
o   Jerigen (untuk menampung whey tahu)
o   Ember plastik (untuk persiapan dan merendam nata mentah)
o   Stoples gelas (keler) atau wadah plastik (untuk proses fermentasi pembuatan nata)
o   Timbangan (untuk menimbang bahan-bahan dan nata)
o   Gelas ukur (untuk menukar cuka atau asam asetat)
o   Panci email (untuk merebus nata dan sirup)
o   Pisau tahan karat (untuk memotong-motong nata)
o   Kompor

PROSES PEMBUATAN
1.      Air limbah tahu (whey tahu) yang masih segar disaring, dimasukkan ke dalam panci email, ditambah gula pasir, urea dan fosfat, kemudian didihkan selama 15 menit.
2.      Tambahkan asam asetat dan aduk merata.
3.      Masukkan campuran ke dalam stoples gelas (keler) dengan ketinggian cairan 1,5-2 cm, kemudian keler ditutup dengan kain atau kertas yang bersih, dan dinginkan kemudian tambahkan bibit nata cair. Keler ditutup dan disimpan di tempat yang aman dan dibiarkan selama 10-12 hari.
Catatan            :
Selama penyimpanan, stoples (keler) tidak boleh diganggu atau digoyang karena lapisan nata selama penyimpanan akan terbentuk. Setelah 10-12 hari atau setelah lapisan nata mencapai ketebalan 1,5-2 cm, lapisan nata diangkat atau dipanen.
4.      Lapisan nata dipotong-potong berbentuk kubus dengan ukuran sesuai permintaan, kemudian direndam dalam air bersih selama 3 hari untuk menghilangkan asamnya. Air rendaman harus diganti tiap hari. Potongan nata kemudian direbus berulang-ulang (air rebusan diganti-ganti) sampai rasa asamnya hilang. Selanjutnya potongan-potongan nata dicampur dengan sirup pekat yang telah ditambahkan bahan penyedap seperti vanilli, dan sebagainya.
5.      Nata dalam sirup selanjutnya dikemas dalam botol jer atau kantong plastik, kemudian ditutup rapat. Supaya nata dapat tahan lama, untuk nata dalam botol setelah ditutup harus direbus. Sedangkan untuk nata dalam kantong plastik perlu ditambahkan bahan pengawet natrium benzoate ke dalam sirupnya (maksimum 1 g/liter sirup)

Minggu, 15 Juli 2012

Tetrasiklin


Tetrasiklin ialah antibiotik yang umum digunakan sebagai obat-obatan veteriner dan diisolasi dari bakteri Streptomyces sp.. Penggunaan tetrasiklin sebagai obat-obatan veteriner umumnya dicampurkan ke dalam pakan. Tetrasiklin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Tetrasiklin memiliki spektrum yang luas, artinya antibiotik ini memiliki kemampuan melawan sejumlah bakteri patogen. Tetrasiklin merupakan senyawa kristal berwarna kuning dan sedikit larut dalam air. Pada suhu 28°C kelarutan tetrasiklin dalam air sebesar 1,7 mg/ml sedangkan dalam metanol lebih dari 20 mg/ml. Tetrasiklin memiliki rumus molekul C22H24N2O8 dan memiliki nama IUPAC [4s- (4α,4aα,5aα,6β,12aα)] -4- (dimetilamino) 1,4,4a,5,5a, 6-11,12a-oktahidro-3,6,10,12,12a-pentahidroksi- 6- metil -1,11-diokso- 2- naftasenkarboksamida dengan bobot molekul 444,44 g/mol 


 



Gambar 1 Struktur kimia tetrasiklin 

Oksitetrasiklin merupakan tetrasiklin dengan tambahan satu gugus OH pada struktur cincinnya. Oksitetrasiklin dengan rumus molekul C22H24N2O9 memiliki nama IUPAC [ 4s - (4α,4aα,5α,5aα,6β,12aα)] – 4 - (dimetilamino) -1 ,4 ,4 a,5 ,5a ,6- 11,12a - oktahidro-3, 5, 6, 10, 12, 12a- heksahidroksi- 6-metil-1,11-diokso- 2- naftasenkarboksamida dan bobot molekul 460,44 g/mol (Gambar 2). Oksitetrasiklin berbentuk serbuk halus berwarna kuning muda dan tidak berbau. Oksitetrasiklin memiliki kelarutan yang lebih besar dibandingkan tetrasiklin, yaitu 1g/ml pada suhu 28°C dan sangat mudah larut dalam etanol.
 


Gambar 2 Struktur kimia oksitetrasiklin 

Klortetrasiklin merupakan tetrasiklin dengan tambahan satu atom klor pada struktur cincinnya. Klortetrasiklin berbentuk serbuk halus berwarna kuning keemasan dan sedikit larut dalam air (8,6 mg/ml). Klortetrasiklin dapat larut dalam alkali hidroksida, dioksan, karbitol, etanol, butanol, aseton, etil asetat, benzena, dan sedikit larut dalam metanol. Klortetrasiklin memiliki nama IUPAC [4s - (4α, 4aα, 5aα, 6β, 12aα) ] - 7 - kloro – 4 - (dimetilamino)- 1, 4, 4a, 5, 5a, 6 - 11, 12a – oktahidro - 3, 6, 10, 12, 12a – pentahidroksi - 6-metil-1,11-diokso-2- naftasenkarboksamida dengan bobot molekul 478,89 g/mol (Gambar 3). 



Gambar 3 Struktur kimia klortetrasiklin 



Doksisiklin adalah anggota kelompok antibiotik tetrasiklin, dan umumnya digunakan untuk mengobati berbagai infeksi. Doksisiklin adalah tetrasiklin semisintetik ditemukan dan klinis yang dikembangkan di awal 1960-an oleh Pfizer Inc dan dipasarkan dengan nama merek Vibramycin. Vibramycin menerima US Food and Drug Administration persetujuan pada tahun 1967, Yang menjadi Pfizer pertama sekali sehari, luas spektrum antibiotik [kutipan diperlukan] nama-nama merek lain termasuk Monodox, Microdox, Periostat, Getar-Tab, Oracea, Doryx [1], Vibrox, Adoxa, Doxyhexal, Doxylin, Doxoral, Doxy-1. dan Atridox (doksisiklin hyclate topikal untuk periodontitis)


Gambar 4. Doxycycline


sumber : wikipedia

RoHS



      Mungkin kita pernah melihat lambang pada produk elektronik (biasanya pada produk seperti handphone, laptop, televisi, dll) seperti  ini??
        Lambang tersebut adalah lambang dari RoHS compliance. RoHS sendiri dicetuskan oleh Negara-negara eropa dengan maksud dan tujuan melindungi kesehatan manusia dan mengurangi pencemaran lingkungan lewat sampah-sampah elektronik.
        Sebagai pengetahuan, Batu baterai mengandung mercury dan cadmium, lampu mengandung mercury, plating dari logam sering menggunakan kromium yang mempunyai kemungkinan teroksidasi menjadi kromium heksavalen. Cat pada alat elektronik bisa jadi banyak mengandung timbal. Dan plastik untuk elektronik terkadang menggunakan polybrominated byphenyl ataupun polybrominated diphenyl ether sebagai flame retardant.  Bisa dibayangkan jika limbah dari elektronik terssebut masuk kedalam ekosistem tanah atau air, pasti akan mencemari lingkungan. Dari itulah, uni eropa membuat peraturan ini karena peduli terhadap pemasalahan lingkungan dan kesahatan manusia.
      

Definisi RoHS  

        RoHS singkatan dari Restricted of Hazardous Substances. Uni eropa mengeluarkan directive 2002/95/EC sebagai landasan diwajibkannya semua produk elektronik dan kelistrikan (seperti kabel, baterai, dll)  harus comply (sesuai) dengan regulasi RoHS itu sendiri.
        Directive tentang RoHS diterbitkan pada 27 Januari 2002, namun kewajiban untuk mematuhi peraturan tersebut di mulai tanggal 1 Juli 2006. Sejak tanggal tersebut, semua produk elektronik dan kelistrikan yang diperjualbelikan pada pasar eropa harus memenuhi persyaratan dari RoHS. Pada bulan yang sama, uni eropa juga mengesahkan Directive 2002/96/EC mengenai WEEE (waste electrical and electronic equipment). Jika anda pernah melihat lambang seperti dibawah, itu adalah lambang dari WEEE.

 
       WEEE  atau dalam bahasa Indonesia berarti sampah dari peralatan/produk elektronik dan kelistrikan. EEE sendiri menurut Directive 2002/96/EC adalah peralatan yang menggunakan arus listrik ataupun elektromagnetik supaya peralatan tersebut bekerja untun transfer, pengukuran seperti tertera pada Annex 1A dan didisain untuk digunakan dengan voltase dibawah 1000 volt untuk arus AC dan 1500 untuk arus DC.
       Pada awalnya, dijelaskan dalam article 4 Directive 2002/95/EU bahwa produk elektronik dan elektrikal tidak boleh mengandung substance seperti timbal, kadmium, raksa, kromium heksavalen, PBB dan PBDE namun setelah itu dikeluarkan Directive 2011/65/EUyang pada Annex 2, dijelaskan Ada 6 substances yang dibatasi penggunaannya oleh uni eropa lewat peraturan RoHS ini yaitu 
1. Timbal (lead) dengan batas maksimal 1000 mg/Kg
2. Kadmium (cadmium) dengan batas maksimal 100 mg/Kg
3. Raksa (mercury) dengan batas maksimal 1000 mg/Kg
4. Kromium heksavalen (Chromium 6+) dengan batas maksimal 1000 mg/Kg
5. Polibrominated biphenyl (PBB) dengan batas maksimal 1000 mg/Kg
6. Polybrominated diphenyl ether (PBDE) dengan batas maksimal 1000 mg/Kg

        Ini berarti setiap produk yang berkaitan dengan produk elektronik dan kelistrikan harus tidak boleh memiliki kandungan kimia pada daftar diatas lebih dari batas maksimalnya. Lalu, apa saja yang termasuk dalam kategori produk elektronik dan kelistrikan ?
        Pada Directive 2011/65/EU Annex 1 dijelaskan apa saja yang termasuk dalam kategori produk elektronik dan kelistrikan, antara lain :
1.      Peralatan rumah tangga yang besar yang menggunakan listrik
contoh : mesin cuci, kulkas, dll
2.      Peralatan rumah tangga yang kecil yang menggunakan listrik
.     contoh : setrika, kipas angin, dll
3.      alat telekomunikasi dan IT .
contoh : Handphone, computer, dll
4.      Consumer equipment.
Contoh : televisi, radio, dll
5.    Produk Lampu
contoh : lampu TL, lampu pijar, dll
6.    peralatan elektronik dan kelistrikan
contoh : solder, mesin jahit listrik,  dll
7.      mainan, dan peralatan olahraga
contoh stik video game,dll
8.      Peralatan medis
Contoh : incubator, dll
9.      Instrument untuk control dan monitoring pada industry
Contoh : smoke detector, dll
10. Dispenser
Contoh : dispenser air
11. alat elektronik dan kelistrikan selain dari yang tercover diatas

        Sebenarnya ada juga pengecualian-pengecualian yang ada di Annex III Directive 2001/65/EU, namun jika dijabarkan disini, akan sangat banyak sehingga jika ada yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengecualian-pengecualian dari  produk elektronik dan kelistrikan yang diperbolehkan melebihi batas yang ditentukan di Directive 2011/65/EU annex II, bisa search di google.  

Sumber :
-          Directive 2002/95/EC
-          Directive 2002/96/EC
-          Directive 2011/65/EC

BOD (biological oxygen demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand)

Chemical Oxygen Demand ( COD) COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat org...