Validasi
adalah konfirmasi melalui pengujian dan kelengkapan bukti-bukti obyektif bahwa
persyaratan-persyaratan khusus untuk tujuan kegunaan tertentu telah terpenuhi.
Validasi dapat dilakukan secara menyeluruh (validasi lengkap) maupun dapat
dilakukan secara parsial (validasi sebagian) tergantung dari kebutuhan.
Parameter-parameter yang termasuk atribut dari validasi antara lain : presisi, Akurasi, limit deteksi, dan lain-lain.
Presisi
Presisi
adalah keterdekatan antar nilai yang dihasilkan dari pengujian yang berbeda dan
independen dibawah kondisi penetapan. Penetapan presisi diuji dengan cara
analisis contoh berulang dan hanya tergantung pada distribusi kesalahan acak
dan tidak berhubungan dengan nilai sebenarnya yang diterima. Presisi dinyatakan
sebagai simpangan baku (standar deviasi), koefisien variasi (KV), atau
simpangan baku relatif (relative standard deviation). Penentuan presisi
mencakup pengujian parameter repitabilitas, presisi antara dan reprodusibilitas.
Repitabilitas
menyatakan keterulangan yang dilakukan pada laboratorium yang sama pada rentang
waktu yang singkat dan dilakukan oleh analis yang sama dengan menggunakan
pereaksi yang sama. Tujuan parameter ini adalah melihat konsistensi analis,
kesulitan metode, kesesuaian metode dan contoh uji.
Presisi
antara menyatakan presisi yang dilakukan pada laboratorium yang sama pada hari
yang berbeda oleh analis yang berbeda. Tujuan parameter ini adalah untuk
memastikan pada laboratorium yang sama metode akan menyediakan hasil yang tidak
berbeda nyata.
Akurasi
Uji
ini dilakukan kepada contoh yang diperkaya (spike) dengan sejumlah analit yang
diketahui kuantitasnya. Spike adalah matriks contoh yang mengandung suatu
kisaran analit. Diharapkan nilai recovery yang dihasilkan mendekati
100%. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kesalahan sisematik.
Untuk syarat rentang recovery yang diterima tergantung dari jumlah
analit yang akan diukur.
Analit pada matriks sampel (%)
|
Rata-rata yang diperoleh (%)
|
100
|
98-102
|
>10
|
98-102
|
>1
|
97-103
|
>0,1
|
95-105
|
0,01
|
90-107
|
0,001
|
90-107
|
0,0001 (1 ppm)
|
80-110
|
0,00001 (100 ppb)
|
80-110
|
0,000001 (10 ppb)
|
60-115
|
0,0000001 (1 ppb )
|
40-120
|
Sumber : Harmita, 2004
Limit Deteksi
Limit
deteksi adalah jumlah terkecil analit pada contoh uji yang dapat diditeksi dan
memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Pada analisis
instrumen, batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko beberapa
kali lalu dihitung simpangan baku respon blanko (Harmita, 2004). Limit deteksi
adalah 3 kali simpangan baku respon blanko.
Linieritas
parameter ini harus di uji untuk analisa uji yang menggunakan perbandingan (perbandingan dengan standar). batas keberterimaan yang dikehendaki adalah r = 0.995. kurva kalibrasi harus linier karena jika kurva kalibrasi sudah tidak linier lagi, maka kesalahan hasil dalam analisa uji perbandingan semakin besar.
konfirmasi identitas
Biasanya dilakukan untuk analisa instrumental seperti pada HPLC, LCMSMS, GC, GCMS, dll. uji konfirmasi identitas ini dilakukan untuk memastikan bahwa area yang dihasilkan memang benar berasal dari senyawa yang akan dianalisa dan tidak ada pengaruh dari matriks, interferensi, dan ion suppresion. untuk HPLC bisa dilakukan konfirmasi identitas dengan scanning panjang gelombang. Untuk detektor MS (mass spectrometer) biasa digunakan massa dari senyawa itu plus retention time.
Estimasi Ketidakpastian
Hasil
pengukuran adalah nilai perkiraan atau estimasi dari kuantitas yang diukur.
Ketidakpastian dari pengukuran kuantitatif tidak dilaporkan sebagai nilai
tunggal tetapi dilaporkan dengan suatu rentang nilai yang diperkirakan nilai
benar berada didalam nilai tersebut. Hasil pengukuran yang bervariasi
mencerminkan penyimpangan yang disebabkan oleh faktor kinerja alat, metode
pengukuran, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Dalam
pengukuran kimia melalui banyak tahapan dan memakai beberapa alat sehingga
harus dihitung ketidakpastiannya.
Sumber Ketidakpastian
Setiap
faktor dalam tahap pengukuran mempunyai potensi timbulnya ketidakpastian.
Faktor tersebut antara lain :
1. Ketidaklengkapan
definisi atau spesifikasi dari kuantitas yang diukur.
2. Ketidaksempurnaan
penerapan metode atau prosedur pengukuran yang digunakan
di laboratorium.
3. Kondisi lingkungan pengukuran.
4.
Pengambilan contoh.
5. Efek peralatan
kerja.
6. Efek
personil.
7. Efek lain dalam pengujian kimia seperti :
persiapan contoh, efek kontaminasi, kemurnian reagent, dan lain sebagainya.
Tahapan Estimasi Ketidakpastian
Tahap I : Menentukan
spesifikasi kuantitas yang diukur dengan formula atau persamaan.
Pernyataan
ditulis secara jelas tentang apa yang akan diukur termasuk hubungan antara
besaran ukur dan input besaran (seperti besaran yang diukur, konstanta, nilai
standar kalibrasi, dan sebagainya).
Tahap II : Identifikasi sumber ketidakpastian.
1. Membuat daftar dari semua ketidakpastian .
2. Membuat diagram fishbone.
Parameter yang
termasuk sumber ketidakpastian tersebut digunakan untuk membentuk cabang utama
dari diagram. Penambahan faktor lain yang mempengaruhi pengukuran ditulis sebagai
cabang dari cabang utama diagram.
Tahap III : Kuantifisasi komponen ketidakpastian.
Semua komponen ketidakpastian
dikuantifikasi. Yaitu nilai yang dikontribusikan oleh masing-masing sumber
ketidakpastian tersebut.
Tahap IV : Perhitungan ketidakpastian gabungan.
1. Aturan ketidakpastian gabungan.
Penggabungan ketidakapstian
baku ada tiga aturan, yaitu :
a. Aturan penjumlahan atau pengurangan.
Model : Y =
a + b + c
Ketidakpastian
gabungan :
µc (Y) =
b. Aturan perkalian atau pembagian.
Model Y = a. b. c atau a. b/c
Ketidakpastian gabungan
µc (Y) =
c. Aturan yang melibatkan pangkat.
Model : Y = an
Ketidakpastian gabungan
µc (Y) =
2. Aturan ketidakpastian diperluas.
Ketidakpastian
baku gabungan yang diperoleh dikalikan dengan faktor cakupan yang dipilih untuk
memperoleh ketidakpastian diperluas. Ketidak pastian yang diperluas dihitung
sebagai berikut :
U = k x µc (Y)
Untuk
ketidakpastian diperluas pada tingkat kepercayaan 95% digunakan faktor cakupan
(k) = 1,96 atau 2.
3. Pelaporan hasil pengujian.
Pembuatan laporan hasil uji
dan ketidakpastian menggunakan formula = ( Y ± U ) (satuan), dengan menambahkan
pernyataan tingkat kepercayaan dan faktor cakupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar