Kita pasti
mengenal yang namanya vitamin A. Tidak hanya
dalam ilmu gizi, orang awam pun sudah tahu tentang vitamin ini. memang
vitamin A sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat.
Khasiat dari vitamin A ini juga sudah
banyak yang tahu. Dari mulai dapat menyehatkan mata, sampai pada memperkuat
daya tahan tubuh dan membantu pertumbuhan jaringan tubuh.
Disamping khasiat-khasiat
dari vitamin A yang telah tersebutkan diatas, masih ada kegunaan dari vitamin
A, yaitu sebagai antioksidan. Berbicara masalah antioksidan, pasti orang akan
menghubungkan dengan reaksi oksidasi oleh radikal bebas. Apa hubungannya
radikal bebas dengan kesehatan tubuh?
Jelas. Radikal bebas akan
bereaksi ( mengoksidasi) lipid, protein, karbohidrat, bahkan DNA dalam tubuh
yang lebih lanjut akan mengakibatkan mutasi genetik atau tumbuhnya sel kanker
dalam tubuh.
Dewasa ini, dunia
kesehatan telah disibukkan dengan penyakit kanker. Banyak orang yang terlihat sehat, ternyata terkena
penyakit mematikan ini. Penyakit ini bisa disebabkan oleh pola makan yang
salah. Kita sekarang bisa lihat orang lebih suka makanan-makanan fastfood yang tentu saja sangat beresiko
terhadap kesehatan. Gorengan yang minyaknya tidak pernah diganti sehingga dalam
minyak itu sudah banyak mengandung radikal bebas yang banyak.
Jelas sudah kenapa
akhir-akhir ini banyak orang yang menderita kanker. Adanya radikal bebas akan
memicu sel kanker. Oleh karena itu dibutuhkan suplai anti oksidan yang bisa
digunakan untuk mematikan kereaktifan dari radikal bebas sehingga radikal bebas
tidak akan bereaksi dengan protein, lipid dan karbohidrat dalam tubuh.
Setiap hari tubuh kita memproduksi radikal bebas.
Selain itu, setiap waktu kita juga terus menerus menghadapi serangan radikal bebas dari luar tubuh. Untuk itu,
tubuh harus dilengkapi dengan senjata ampuh penangkal radikal bebas dalam
jumlah yang cukup, yaitu: antioksidan.
Antioksidan sebenarnya didefinisikan
sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan
radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil.
Tetapi mengenai radikal bebas yang berkaitan dengan penyakit, akan lebih sesuai
jika antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari
efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif.
Vitamin A adalah
nutrisi yang paling nyata berkaitan dengan mata sehat. Kekurangan vitamin A
dengan cepat dapat mengakibatkan kerusakan pandangan mata pada malam hari yang
biasanya disebut "rabun senja". Penyakit ini dapat diobati dengan
hati, yang kaya akan vitamin A. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi wortel
setiap hari.
Molekul-molekul
berpigment dan berwarna cerah yang dikenal sebagai 'carotenoid' (carrot = wortel), dan 'flavonoid'
(kelompok senyawa aromatik yang meliputi berbagai pigmen yang terdapat dalam
hampir semua buah-buahan dan sayuran). Molekul ini berperan sebagai antioksidan
atau pembersih radikal bebas. Molekul ini bisa melindungi lensa maupun retina
mata dari pertambahan usia dan kerusakan radikal bebas yang berkaitan dengan
lingkungan.
vitamin A dapat memperkuat
sistem imuniti termasuk menghancurkan sel kanker, aktiviti natural killer
cell, pengeluaran limfosit, fagositosis (hancur bakteria) dan pengeluaran antibodi. Dos yang
dicadangkan ialah 20,000 IU/hari dan 50,000 IU/hari selama jangkitan.
A. Penggolongan Antioksidan
Untuk memenuhi kebutuhan antioksidan dalam
tubuh, ada baiknya kita perlu mengenal penggolongan antioksidan. Ada dua macam
antioksidan :
1.
Antioksidan endogen adalah antioksidan yang dibuat
didalam tubuh dalam bentuk berbagai enzim, misalnya enzim superoksida dismutase
(SOD), glutation peroksidase, katalase, dll.
2. Antioksidan
eksogen adalah anioksidan yang diperoleh dari luar tubuh terutama dari makanan
yang kita konsumsi. Misalnya vitamin A, C, E dan Selenium.
Kedua jenis antioksidan
ini bekerja menghalau radikal bebas dengan mengubah radikal bebas menjadi
senyawa yang tak berbahaya. Jadi,
antioksidan mampu mencegah radikal bebas merusak sel-sel tubuh.
Antioksidan terbagi menjadi antioksidan
enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD),
katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer
sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa
tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitaminC).
Antioksidan yang berasal dari sumber
hewani seperti Udang, ikan salmon, kerang, dll ternyata mengandung senyawa
astaxantin yang tergolong karoten.
Menurut para ahli, astaxanthin 1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan
daripada vitamin E.. Tetapi kandungan astaxanthin terbanyak ada pada sejenis
mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis. Astaxanthinnya melindungi alga dari
perubahan lingkungan seperti tingginya foto oksidasi ultraviolet dan evaporasi.
Aktivitas antioksidan ini bekerja melawan lipid peroksida dan bahaya oksidasi LDL
kolesterol maupun UV, serta membantu penglihatan, respon kekebalan, reproduksi
dan pigmentasi bagi alga.
B.
Beta Karoten (pro-vitamin A)
Sebagai Antioksidan
Beta karoten adalah salah satu zat antioksidan yang terdapat pada berbagai buah-buahan, seperti wortel, kentang, dan juga peach. Zat antioksidan sangat berguna untuk melawan radikal bebas yang berasal dari zat-zat racun di dalam tubuh.
Beta karoten merupakan pro-vitamin A yang berguna sebagai antioksidan dengan cara menetralkan oksigen singlet (1O2), mengurangi radikal peroxyl dan menghambat peroksidasi lipid. Beta karoten memiliki aktivitas sebagai antikarsinogenik. Beta karoten dapat menghambat pertumbuhan sel-sel malignant, termasuk sel-sel kanker prostat secara in vitro. Beta karoten melindungi badan dari sel kanker kulit dan tumor payudara. Bertindak sebagai antioksidan yang mencegah kerusakan DNA sel dan stimulasi enzim menghancurkan karsinogen.
Beta karoten adalah salah satu zat antioksidan yang terdapat pada berbagai buah-buahan, seperti wortel, kentang, dan juga peach. Zat antioksidan sangat berguna untuk melawan radikal bebas yang berasal dari zat-zat racun di dalam tubuh.
Beta karoten merupakan pro-vitamin A yang berguna sebagai antioksidan dengan cara menetralkan oksigen singlet (1O2), mengurangi radikal peroxyl dan menghambat peroksidasi lipid. Beta karoten memiliki aktivitas sebagai antikarsinogenik. Beta karoten dapat menghambat pertumbuhan sel-sel malignant, termasuk sel-sel kanker prostat secara in vitro. Beta karoten melindungi badan dari sel kanker kulit dan tumor payudara. Bertindak sebagai antioksidan yang mencegah kerusakan DNA sel dan stimulasi enzim menghancurkan karsinogen.
Jika tubuh memerlukan vitamin A maka beta
karoten di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A dapat mencegah rabun
senja, mempercepat penyembuhan luka dan mempersingkat lamanya sakit campak.
Beta karoten tidak akan menjadi toksik jika berlebihan cuma akan menunjukkan perbezaan
pada warna kulit. Dos yang dicadangkan ialah 50 mg/hari.
C.
Radikal bebas
1. Efek
berbahaya radikal bebas
Radikal bebas berperan dalam terjadinya
berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia
yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif
dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu
berujung pada timbulnya suatu penyakit, terutama kanker.
Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan
dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah
menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga
mempercepat penuaan. Kanker pun
disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai
faktor utama kanker. Salah satu dari teori penyebab kanker adalah terjadinya
mutasi sifat sel yang diduga disebabkan oleh adanya radikal bebas. Selain itu,
oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang
kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung
koroner. Di samping itu penurunan suplai darah atau ischemic karena penyumbatan
pembuluh darah serta Parkinson.
Tipe radikal bebas turunan oksigen reaktif
sangat signifikan dalam tubuh. Oksigen reaktif ini mencakup superoksida (O`2),
hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen peroksida (H2O2),
singlet oksigen (O2), oksida nitrit (NO`), peroksinitrit (ONOO`) dan
asam hipoklorit (HOCl).
2. Sumber radikal bebas
Sumber radikal bebas, baik endogenus
maupun eksogenus terjadi melalui sederetan mekanisme reaksi. Yang pertama
pembentukan awal radikal bebas (inisiasi), lalu perambatan atau terbentuknya
radikal baru (propagasi), dan tahap terakhir (terminasi), yaitu pemusnahan atau
pengubahan menjadi radikal bebas stabil dan tak reaktif.
a.) sumber endogenus.
Sumber endogenus dapat melewati
autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dalam respirasi, transpor elektron
di mitokondria, oksidasi ion-ion logam transisi, atau melalui ischemic.
Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung ikatan rangkap, hidrogen alilik,
benzilik atau tersier yang rentan terhadap oksidasi oleh udara. Contohnya lemak
yang memproduksi asam butanoat, berbau tengik setelah bereaksi dengan udara.
Oksidasi enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit. Di mana sekitar 70-90
% konsumsi O2 oleh sel fagosit diubah menjadi superoksida dan
bersama dengan `OH serta HOCl membentuk H2O2 dengan
bantuan bakteri. Oksigen dalam sistem transpor elektron menerima 1 elektron
membentuk superoksida. Ion logam transisi, yaitu Co dan Fe memfasilitasi
produksi singlet oksigen dan pembentukan radikal `OH melalui reaksi
Haber-Weiss:
H2O2 + Fe2+
---> `OH + OH- + Fe3
b.) sumber eksogenus.
Sedangkan sumber eksogenus radikal bebas
yakni berasal dari luar sistem tubuh, diantaranya sinar UV. Sinar UVB
merangsang melanosit memproduksi melanin berlebihan dalam kulit, yang tidak
hanya membuat kulit lebih gelap, melainkan juga berbintik hitam. Sinar UVA
merusak kulit dengan menembus lapisan basal yang menimbulkan kerutan. Sumber
lain adalah dari makanan yang kita makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar